[Penerjemah=Rencidiptya] Salah satu produsen makanan Korea, Segye Food, telah berhasil memproduksi mie instan yang menggabungkan mie Indonesia dengan bumbu Korea, dan ternyata mie tersebut sangatlah cocok dengan lidah orang Indonesia.
Hal pertama yang dilakukan oleh Segye Food ketika akan memproduksi mie instan Korea adalah dengan mengurus sertifikat HALAL dari MUI (Majelis Ulama Indonesia) dan kini mereka berani bersaing dengan target pasar produksi mie instan di Indonesia secara kualitas, rasa, serta harga yang bersaing.
HALAL memiliki arti ‘layak guna’ dalam bahasa Arab, dan merupakan sertifikat yang tertempel pada segala jenis makanan, obat-obatan, kosmetik dan lain sebagainya yang berfungsi sebagai tanda bahwa barang-barang tersebut dapat digunakan dan dikonsumsi oleh masyarakat muslim dalam syariat Islam.
Indonesia, negara yang memiliki peningkatan minat terhadap makanan Korea seiring dengan berkembangnya Hallyu akhir-akhir ini, merupakan negara dengan peringkat kedua sebagai pangsa pasar mie instan terbesar di dunia.
Menurut WINA (World Instant Noodles Association), sesuai standar pada tahun 2013, Indonesia berada di peringkat kedua di dunia, dengan masyarakatnya mengkonsumsi 60,3 bungkus mie instan per orang dalam satu tahun. Sedangkan Korea berada di peringkat pertama di dunia dengan mengkonsumsi 74,1 bungkus mie instan per orang dalam satu tahun.
Jika dilihat melalui total konsumsi mie instan per tahun dari tiap-tiap negara, Indonesia yang merupakan negara berpenduduk terbanyak ini pun tetap berada di peringkat kedua dengan 14,9 milyar bungkus per tahun setelah China dengan 46,2 milyar bungkus per tahun.
Segye Food menjalin kerjasama dengan perusahaan besar produsen mie instan terkemuka di Korea yang bergerak dalam bisnis pembuatan bumbu mie instan dengan sistem OEM (Original Equipment Manufacturer), dan kemudian dimodifikasi dengan infrastruktur dan teknik yang memenuhi syarat untuk mendapat sertifikat HALAL di Indonesia.
Perusahaan ini terlebih dahulu memproduksi mie instan rasa daging sapi dan jamur, mie instan rasa kimchi, mie instan rasa goreng kimchi dan lain sebagainya. Pada akhir bulan Mei, keempat menu mie instan ini rencananya akan diproduksi dan didistribusikan kepada bidang usaha pemasok permintaan aktual seperti bingkisan untuk karyawan, pabrik penjualan khusus, dan industri makanan.
Berikutnya mulai akhir bulan September, perusahaan akan mulai melakukan uji coba untuk menjual produk-produk tersebut langsung kepada para konsumen.
Perwakilan dari Segye Food menjelaskan bahwa “Mie instan Korea harganya mahal, dan tentunya tidak bisa mendapat sertifikat HALAL, oleh karena itu kami berencana untuk mendistribusikan mie instan Korea yang bersertifikat HALAL yang enak, murah, dan mengenyangkan bagi sekitar 100 juta orang dari golongan menengah ke atas.
Ia juga menambahkan bahwa mie instan yang mereka produksi memiliki isi yang lebih banyak dibandingkan dengan mie instan Indonesia, dan harganya pun bisa sampai separuh dari harga mie instan Korea pada umumnya.