[Penerjemah = Rencidiptya] “ Masyarakat Indonesia yang ingin belajar serta ingin tahu mengenai Korea tidak dapat puas hanya dengan budaya Hallyu (Korean Wave) termasuk K-Pop. Saya harus membuat bagaimana dapat membaca mengenai apa yang masyarakat Indonesia ingin ketahui mengenai Korea melalui bahasa dan pandangan mereka.”
Sejak pertengahan tahun 1990 selama 20 tahun lebih, Prof. Yang yang merupakan Guru Besar di Hankook University of Foreign Studies ini datang dengan berdasarkan keinginan untuk mengenalkan Korean Studies di Indonesia. Prof. Yang dalam pertemuannya dengan Daily Indonesia pada tanggal 26 Oktober 2015 mengatakan bahwa meskipun masyarakat Indonesia sangat ingin tahu lebih banyak mengenai Korea, namun sama sekali tidak ada buku-buku pendukung dalam bahasa Indonesia.
Beberapa tahun yang lalu Prof. Yang telah resmi pensiun dari Hankook University of Foreign Studies. Tahun ini di usia yang ke-70 tahun, meskipun sekarang ia dapat menjalani hari-hari dengan lebih baik, namun Prof. Yang masih tetap memberikan perkuliahan di salah satu universitas negeri ternama di Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada (UGM).
▲ Guru Besar Hankook University of Foreign Studies, Profesor Dr. Yang Seung Yoon, datang dengan berdasarkan keinginan untuk mengenalkan Korean Studies di Indonesia.
Setelah mendapatkan gelar Doktor Ilmu Politik saat ini ia juga merupakan dosen tamu di UGM. Selain itu, Prof. Yang juga menjadi bagian yang paling berperan atas berdirinya The International Association of Korean Studies (INAKOS) di Indonesia, dibukanya Pusat Korean Studies dan program studi Bahasa Korea di Universitas Indonesia. Dan juga, Prof. Yang telah membuat 8 eksemplar buku-buku pembelajaran berbahasa Indonesia mengenai Korea seperti ‘Sejarah Korea’, ‘40tahun Hubungan Korea-Indonesia’, ‘Pengantar Ilmu Politik Korea’, dan lain sebagainya.
Pada bulan Agustus lalu, ia juga berperan dalam pembangunan Pusat Studi Trisakti Saemaul Undong (PSTS) di UGM yang merupakan pusat studi khusus untuk pengembangan penelitian yang disesuaikan dengan kegiatan gotong royong di Indonesia.
UGM telah mengakui kontribusi Prof. Yang dalam hal ini, sehingga pada tanggal 22 Oktober lalu mengadakan ‘Seminar Dalam Rangka Ulang Tahun ke-70 Prof. Yang Seung Yoon’ secara khusus. Dosen-dosen dari Fakultas Ilmu Budaya dan Fakultas Ilmu Sosial Politik hadir dalam acara tersebut sebagai pembicara dan mengenang kembali kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh Prof. Yang.
Prof. Yang mengatakan bahwa ‘INAKOS akan menjadi bagian penting dalam pengenalan Korean Studies di Indonesia.’ Dan ia juga menegaskan bahwa ada sekitar 200-an orang Indonesia bergelar Master dan Doktor yang mendapat pendidikan di Korea dengan berbagai macam program studi juga akan meningkatkan fungsi dan peran INAKOS kedepannya agar dapat menerbitkan buku-buku dan jurnal yang berkaitan dengan Korean Studies.
Sejak awal berdiri sampai dengan saat ini, INAKOS telah menerbitkan total keseluruhan 7 eksemplar buku-buku berbahasa Indonesia yang berkaitan dengan Korean Studies seperti, ‘Isu Utama Sejarah Kontemporer Korea’, ‘Politik dan Pemerintahan’, ‘Hangeul dan Bahasa Korea’, dan lain sebagainya. Dan pada tahun ini, INAKOS berencana akan menerbitkan total 8-9 eksempelar buku mengenai Korean Studies.
Mengenai tujuan dari rencana penerbitan buku tersebut, Prof. Yang menjelaskan bahwa jika masyarakat Indonesia mempelajari informasi dan pengetahuan mengenai Korea dengan menggunakan buku-buku berbahasa Indonesia, maka mereka akan lebih mudah mempelajarinya dan memungkinkannya menjadi pendidikan yang berkelanjutan.
Buku-buku seperti ini sampai saat ini masih digunakan sebagai buku panduan mengajar di universitas dan sebagai buku panduan di SMP dan SMA. Tiap tahun, INAKOS mengadakan workshop dengan mengundang guru-guru mata pelajaran ilmu sosial tingkat SMP dan SMP di seluruh Indonesia, dan memberikan buku-buku serta pendidikan tentang Korean Studies kepada guru-guru tersebut.
▲ Guru Besar Hankook University of Foreign Studies, Profesor Dr. Yang Seung Yoon sedang memberikan kuliah di salah satu universitas negeri di Indonesia, Universitas Gadjah Mada.
Namun, Prof. Yang juga mengatakan bahwa adanya kesulitan yang disebabkan oleh kurangnya buku pembelajaran dan para pengajar yang akan menyampaikan ilmu kepada generasi selanjutnya.
Prof. Yang menekankan bahwa Indonesia dan Korea merupakan negara yang dapat memiliki kerjasama yang sangat dekat sebagai partner sejati.
Pemerintah Jogja saat ini juga bekerja sama dengan pemerintah Gyeongsangbukdo dan berencana untuk mengenalkan Saemaul Undong sebagai program pembangunan desa dalam bidang pertanian.
Prof. Yang juga mengatakan bahwa sesuai dengan penilaian bahwa Indonesia menganggap bahwa program pembangunan desa yang sudah ada tidak dapat memberikan hasil yang cukup, sehingga saat ini pemerintah Indonesia sedang melakukan program gerakan mandiri Trisakti. Selain itu ia juga mengatakan bahwa pemerintah Yogyakarta berencana untuk mencari cara actual dengan mengadaptasi gerakan Saemaul Undong di Korea.
UGM membuka mata kuliah Saemaul Undong sebagai mata kuliah regular dan melalui pelatihan dan pendidikan tambahan untuk mahasiswa, UGM berencana akan meningkatkan pemimpin-pemimpin muda yang nantinya akan memperluas program pembangunan pertanian secara nasional.
Prof. Yang Seung Yoon mengatakan bahwa bersamaan dengan studi Trisakti-Saemaul Undong, Gyeongsangbukdo akan memberikan teknik menanam gingseng dan strawberi Korea kepada masyarakat petani Jogjakarta untuk proyek peningkatan pendapat pertanian.
[인터뷰] 인니서 한국학 외길 양승윤 교수
"한국에 대해 알고 싶어하고 배우려는 인도네시아인들은 케이팝(K-Pop)을 비롯한 한류 대중문화로 만족할 수 없습니다. 인도네시아인이 궁금해 하는 것을 그들의 시각과 언어로 읽을 있을 수 있게 만들어야 합니다."
1990년대 중반부터 20년 넘게 인도네시아에 한국학을 심는 데 천착해온 양승윤 한국외대 명예교수(동남아학)는 26일 본지 기자와 만나 "인도네시아인들이 한국에 관해 알고 싶어하지만 인도네시아어로 된 서적이 마땅히 없다"며 이렇게 말했다.
몇 년 전 한국외대에서 정년퇴직하고 올해 일흔인 양 교수는 편하게 지낼 법도 하지만 고도 족자카르타(일명 족자)에 위치한 국립 가자마다대학교(UGM)에서 정규 강의를 하고 있다.
UGM에서 정치학 박사학위를 받고 초빙교수로 재직 중인 그는 인도네시아 대학에 한국학과, 한국학센터 개설과 인도네시아국제한국학회(INAKOS) 설립에 중추적인 역할을 했고 '한국사', '한-인니 40년 관계사', '한국 정치의 이해' 등 인도네시아어로 된 한국 관련 교재 8권을 펴냈다.
지난 8월에는 새마을운동을 인도네시아 현지 실정에 맞게 연구개발하기 위한 전담 연구소인 '트리삭티-새마을운동연구소'(PSTS)를 UGM 안에 설립하는 데 일조했다.
UGM은 이 같은 양 교수의 기여를 인정해 지난 22일 이례적으로 '양승윤 교수 칠순 기념 세미나'를 개최했다. UGM 정치사회대학과 인문대학 교수들은 세미나 패널로 참가해 그의 활동을 재조명했다.
양 교수는 "INAKOS가 인도네시아에 한국학을 알리는 주역이 될 것"이라며 "한국에서 학위를 받은 다양한 전공 분야의 인도네시아인 석ㆍ박사 200여 명이 한국학 관련 저널과 총서를 출판하도록 하는 등 향후 학회의 역할과 기능을 확대할 방침"이라고 강조했다.
INAKOS는 설립 이래 지금까지 인도네시아어로 출판된 한국학 총서인 '한국현대사의 주요쟁점', '정치와 정부', '한글과 한국어' 등 총 7권을 펴냈고, 올해 안에 한국학 총서 8권과 9권을 출판할 예정이다.
총서 기획 동기에 대해 양 교수는 "인도네시아인들이 자국어로 만든 책으로 한국에 대한 지식과 정보를 습득한다면 좀 더 쉽게 배우고 지속적인 교육이 가능할 것"이라고 설명했다.
이들 총서는 현지 대학의 강의교재와 중고등학교의 지침서로 사용되고 있다. INAKOS는 매년 인도네시아 전국 중고등학교 사회 과목 교사들을 대상으로 워크숍을 개최해 총서를 배포하고 한국학을 교육하고 있다.
하지만 "차세대 친한 인사를 양성할 교육자와 교재가 태부족"이라고 어려움도 털어놨다.
최근 인도네시아가 전략 지역으로 부상하면서 중국과 일본이 유·무상 원조를 크게 늘리고 있어 한국의 입지가 위협받고 있다고 그는 지적했다.
양 교수는 인도네시아와 한국은 진정한 동반자로 밀접한 관계를 맺을 수 있는 국가라고 강조했다.
인도네시아 경제를 상당 부분 장악하고 있거나 직간접적으로 영향권에 두고 있는 중국과 일본에 대한 반감과 두려움이 크기 때문에 한국이 인도네시아와 협력할 여지가 크다는 것이다.
최근 족자 주정부가 경상북도와 협력해 새마을운동을 농촌 빈곤 퇴치 운동으로 도입하기로 했다.
양 교수는 "인도네시아는 기존 농촌 빈곤 퇴치 운동이 주목할만한 효과를 내지 못했다는 평가에 따라 대안으로 전통 자립운동인 트리삭티운동을 추진중이다"며 "여기에 족자 주정부가 한국 새마을운동을 접목해 실질적인 해법을 찾기로 했다"고 말했다.
UGM은 새마을운동을 정규과목으로 개설하고, 이수자에 대한 추가 교육훈련을 통해 농촌지도자를 육성해 전국 농촌에 파견할 예정이다.
양 교수는 "트리삭티-새마을운동 연구와 함께 농촌소득 증대를 위한 프로젝트로 경상북도가 족자 농민들에게 우리의 산타딸기와 인삼 재배기술을 전수하기로 했다"고 말했다.
그는 또 젊은이들이 신흥국 인도네시아에 진출함으로써 청년 실업 문제를 완화할 수 있을 것이라고 제안했다.
양 교수는 "인도네시아는 천연자원이 다양하고 풍부하며, 세계에서 네 번째로 인구가 많고 평균연령이 29세로 젊어서 생산기지와 소비시장으로서 잠재력이 크다"며 "우리 젊은이들이 그 기회를 잡기 바란다"고 강조했다.